Jumat, 08 Mei 2009

Antara Influenza, Flu, Flu Burung, Flu Babi dan Flu Manusia

FLU BABI, SWINE FLU, INFLUENZA A (H1N1)
Istilah flu bisa berarti bermacam penyakit. Flu dalam bahasa sehari-hari, yang sering kita alami, dengan gejala batuk pilek bersin, demam sebentar kemudian sembuh, sebetulnya bukan influenza, namun “common cold” atau pilek. Penyebab “common cold” adalah picornavirus atau coronavirus. Sedangkan Flu dalam pengertian kedokteran atau pemahaman internasional adalah singkatan dari influenza, penyakit yang lebih berat dari common cold, yang dibahas sekarang ini.

Influenza, Flu, Flu Burung, Flu Babi, Flu Manusia.
Influenza berbeda dengan common cold (pilek), pertama penyebabnya adalah virus influenza; ada virus influenza / flu burung yang menyerang burung dan menyebabkan kematian pada burungdan kadang menular ke manusia . Adapula virus flu babi yang menyerang babi (akan dibahas lebih lanjut) dan virus flu manusia menyebabkan penyakit influenza pada manusia.
Jadi, flu babi berbeda dengan flu burung, berbeda juga dengan flu manusia. Persamaannya ketiganya mempunyai potensi menyebabkan wabah atau pandemi yang fatal pada jutaan umat manusia. Pandemi influenza pada manusia pernah terjadi 3 kali, pada abad yang lalu, yaitu pada tahun 1918 "Spanish influenza" dengan 40-50 juta orang meninggal, kemudian pada tahun 1957 "Asian influenza", 2 juta orang meninggal dan yang ketiga pada tahun 1968 "Hong Kong influenza", 1 juta orang meninggal.

Flu burung. Badan Kesehatan Dunia WHO melaporkan 421 orang yang tertular flu burung, dengan angka kematian 257 orang, per 23 April 2009. Virus flu burung strain jenis H5N1 merupakan virus yang potensial beradaptasi menjadi tipe baru yang mungkin menjadi pandemi pada manusia. Virus baru –yang mungkin terbentuk di masa mendatang– bukan lagi virus flu burung, tetapi termasuk golongan virus influenza manusia dan ditularkan melalui batuk bersin. Saat ini tidak ada virus influenza baru, yang berasal dari flu burung, yang membuat wabah pandemi pada manusia. Belum ada penularan flu burung dari manusia ke manusia dan yang terus berkelanjutan, di satu negarapun, sampai sekarang ini.


Flu Babi
. Bagaimana dengan flu babi? Masalah flu babi jauh lebih berat dari flu burung. Kasus pertama flu babi di manusia dimulai di negara Mexico, di sebuah peternakan babi. Kasus-kasus pertama tersebut, menderita semacam flu, dilaporkan pada awal bulan April, namun mulai heboh setelah dilaporkan pada tanggal 13 April 2009. Kecurigaan berawal dari kecenderungan jumlah kasus influenza yang meningkat pada bulan April; untuk diketahui seharusnya pada bulan April jumlah kasus influenza menurun. Sekarang ini ada 822 orang di Mexico yang sakit flu babi, yang telah dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium.
Amerika melaporkan 141 orang yang tertular flu babi, satu orang meninggal. Jumlah kasus di Amerika meningkat cepat menjadi 279 orang pada tanggal 4 Mei 2009 dan meningkat lagi menjadi 403 orang sehari kemudian, 5 Mei 2009. Ada banyak negara bagian yang melaporkan, yaitu Arizona, California, Indiana, Kansas, Massachusetts, Michigan, Nevada, New York City, Ohio, Delaware, Illinois, Kentucky, New Jersey, South Carolina, Texas dan sekarang ini sudah ada 38 (lebih dari 50%) negara bagian di Amerika yang melaporkan kasus flu babi yang sudah di didiagnosis pasti (confirmed cases).
Adapun negara lain yang melaporkan kasus flu babi pada manusia, yang sudah konfirmasi laboratorium, adalah Kanada, New Zealand, Inggris, Israel, Austria, Jerman, Spanyo, China, Hong Kong Special Administrative Region, Colombia, Costa Rica, Denmark, El Salvador, Perancis, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, Republik Korea dan Swiss.
Untuk diketahui, orang yang terserang flu babi di banyak negara - diluar Mexico - tidak berakhir dengan kematian. Angka kematian pasien flu babi di Mexico tinggi, 29 orang meninggal dari 822 kasus. Sedangkan yang meninggal karena tersangka flu babi (belum konfirmasi laboratorium) jauh lebih tinggi.

INFLUENZA A(H1N1). Istilah flu babi sekarang ini sebaiknya tidak dipakai lagi, karena sudah terjadi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Nama yang lebih tepat adalah Influenza A (H1N1).
Masa Inkubasi. Menurut informasi terakhir (5 Mei 2009) masa inkubasi influenza A(H1N1) ternyata lebih pendek dari dugaan semula, yaitu hanya 1 hari sampai 5 hari. Usia rata-rata pasien sekitar 25 tahun, sebagian besar berusia kurang dari 60 tahun.

Gejala. Untuk diketahui gejala influenza A(H1N1) mirip pilek yang berat, yaitu panas, batuk, nyeri tenggorokan, pegel linu, sakit kepala, menggigil dan rasa lelah. Adapula yang disertai muntah dan mencret. Gejala bisa bervariasi dari ringan sampai berat. Flu babi yang berat disertai dengan pneumonia (radang paru), gagal nafas dan dapat berakhir dengan kematian.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, segera menkoordinasikan upaya menanggulangi akibat virus influenza A (H1N1) dan memantau perkembangannya manusia, jam demi jam, bisa dikatakan setiap detik ada perkembangan baru flu babi terpantau dengan baik oleh WHO. Informasi tentang influenza A (H1N1) di Amerika dapat dipantau di website CDC (Center for Disease Control) Amerika, Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI. Alhamdulillah dengan kemajuan sistem informasi, data baru dan pedoman pengobatan di rumah sakit dan di rumah pasien, dengan mudah dapat diakses di internet.
Masalah flu babi saat ini memang makin serius, WHO menetapkan perkembangan wabah influenza A (H1N1) saat ini sebagai fase 5. Disebut fase 5, karena telah terbukti ada penularan dari manusia ke manusia yang lain, dan yang berkelanjutan di antara manusia, di dua negara.

Cara Penularan Flu Babi. Cara penularan utama virus-virus influenza, termasuk flu babi, adalah dari manusia ke manusia melalui droplets, batuk dan bersin. Bila pasien influenza batuk atau bersin, maka partikel virus influenza A (H1N1) menyebar melalui udara ke mulut dan saluran nafas orang-orang yang berada didekatnya. Atau bila kita menyentuh partikel tersebut, baik yang di udara maupun di tempat yang ada partikel batuk bersin, kemudian menyentuh mulut atau hidung, sebelum cuci tangan.
Belajar dari pengalaman flu manusia dan flu burung serta flu babi yang menyerang manusia, kita memang perlu waspada, namun masyarakat sama sekali tidak perlu panik. Pandemi influenza belum ada sekarang ini. Namun pemerintah, departemen kesehatan dan instansi serta masyarakat terkait (dokter, dokter hewan, peternak) tentu harus menyiapkan diri.
Kita memerlukan obat yang ampuh untuk influenza. Upaya yang paling penting adalah upaya pencegahan. Penting sekali untuk menemukan vaksin untuk melindungi manusia dari kemungkinan penularan flu burung. Selain itu, perlu dilakukan langkah-langkah yang taktis agar kasus flu dapat terlokalisir, jadi tidak sempat menyebar Untuk itu, pemerintah tampaknya perlu menyiapkan perangkat peraturan yang lebih jelas dan tegas tentang orang dan lokasi yang diperbolehkan memelihara babi dan unggas serta menerapkannya dengan tegas. Masyarakat juga harus membantu dengan secara sadar, tidak memelihara babi dan unggas di lingkungan perumahan.

Pengobatan. Prinsip pengobatan flu babi serupa dengan mengobati influenza manusia. Obat antiviral yang selama ini dipakai untuk mengatasi influenza ada 4, yaitu oseltamivir, zanamivir, amantadine dan rimantadine. Influenza babi A (H1N1) tidak bisa diobati, resisten terhadap amantadine dan rimantadine. Pemeriksaan laboratorium sampai sekarang ini menunjukkan virus influenza babi A (H1N1) sensitif terhadap oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza). Alhamdulillah pemerintah kita mempunyai persediaan obat flu tersebut, yang cukup banyak.
Influenza juga dapat disertai infeksi bakterial, sehingga kadang memerlukan antibiotika, bila terkomplikjasi dengan bakteri. Pasien influenza yang sudah membaik, kemudian kambuh lagi, seringkali akibat infeksi bakteri. Untuk anak dan remaja dengan flu dan panas, sebaiknya dihindari pemberian aspirin karena dapat menyebabkan penyakit sindroma Reye; bila ada demam panas, pegel linu, dapat diberikan parasetamol, ibuprofen atau naproxen.
Masyarakat dianjurkan untuk segera berobat ke rumah sakit bila ada nyeri dada atau sesak nafas. Demikian pula segera ke rumah sakit bila muncul gejala muntah-muntah sehingga sukar makan dan minum, kejang, dehidrasi (kekurangan cairan), kesadaran menurun atau kebiruan pada bibir.
Dapat disimpulkan untuk saat ini masyarakat perlu waspada, namun tidak perlu kuatir. Bila ada anggota keluarga yang pilek, batuk bersin dan panas, sebaiknya berobat ke dokter di rumah sakit. Ada beberapa tips agar tetap sehat, yaitu (a) bila anda bersin tutuplah hidung dan mulut anda dengan saputangan atau kertas tissue, (b) biasakan cuci tangan dengan air dan sabun (alcohol juga boleh) cukup sering, khususnya setelah batuk atau bersin, (c) hindari menyentuh mata, hidung dan mulut, (d) hindari berdekatan dengan orang sakit, khususnya sakit saluran nafas, baik pilek ataupun influenza atau tbc.

sumber diambil dari: Zubairi Djoerban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar